5 Contoh Marketing Empati yang bisa dicoba di masa Pandemi Covid-19 - Tips dan Trik Bisnis, Pembukuan, Payroll, Pajak, Pelatihan & Software Akuntansi

5 Contoh Marketing Empati yang bisa dicoba di masa Pandemi Covid-19

marketing

Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa tidak peduli sebaik apapun produk yang  Anda jual, jika marketingnya buruk, maka produk tersebut tidak akan laku di pasaran, dan sebaliknya, seburuk apapun produk yang Anda jual, jika didukung oleh marketing yang bagus, maka produk tersebut tetap bisa laku di pasaran. Pepatah tersebut menunjukkan kepada kita tentang betapa pentingnya strategi marketing dalam sebuah bisnis sampai-sampai laku atau tidaknya suatu produk sebagian besar ditentukan oleh marketing. Namun, ada banyak sekali jenis dan strategi marketing yang bisa digunakan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Akan tetapi, jika kita berkaca pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, maka salah satu strategi marketing yang bisa dibilang cukup efektif untuk digunakan adalah marketing empati.

Sesuai dengan namanya, marketing empati adalah jenis marketing yang mengandalkan empati sebagai media untuk menarik para pelanggan. Empati itu sendiri dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana kita bisa merasakan dan memahami situasi dan emosi yang dialami oleh orang lain, yang dalam konteks ini adalah calon pelanggan. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa marketing empati adalah jenis pemasaran bisnis yang mengandalkan emosi dari para calon pelanggan, sehingga jenis marketing ini lebih mengedepankan perasaan. Berikut adalah 5 contoh marketing empati yang bisa dicoba di masa pandemi Covid-19.

1. Mengekspos operasional bisnis kita untuk menarik empati calon konsumen

Di masa pandemi Covid-19 ini, khususnya pada masa-masa awal kemunculan virus tersebut di Indonesia pada sekitar bulan Maret 2020, isu tentang kebersihan dan kesehatan meningkat secara drastis. Saking pentingnya masalah kebersihan, setiap barang yang berpindah tangan harus disterilisasi terlebih dahulu dengan cairan disinfektan. Hal ini tentunya memunculkan anggapan bahwa sebuah bisnis atau produk yang baik adalah bisnis atau produk yang memenuhi standar kebersihan dan kesehatan di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kita bisa mencoba untuk memenuhi standar kebersihan dan kesehatan tersebut, seperti proses pengepakan produk yang melalui proses sterilisasi sebelum dikirim, para karyawan yang bekerja dengan memenuhi semua protokol kesehatan, dan lain sebagainya sebagai bentuk marketing empati. Jika bisnis kita sudah memenuhi hal-hal tersebut, maka kita bisa mengeksposnya ke masyarakat, khususnya para calon pelanggan kita, agar mereka merasa bahwa bisnis kita adalah bisnis yang sehat yang ikut serta dalam mencegah penyebaran Covid-19 sehingga mereka lebih tertarik untuk membeli produk yang kita jual.

2. Melibatkan konsumen secara langsung dalam tujuan bisnis kita

Untuk bisa mendapatkan empati dari para calon pelanggan, kita bisa mencoba untuk melibatkan mereka secara langsung dalam tujuan bisnis kita, apalagi jika bisnis kita memiliki tujuan mulia. Contoh dari marketing empati yang satu ini adalah seperti kita memberitahu kepada para pelanggan kita kalau sekian persen keuntungan yang didapat dari bisnis kita akan disumbangkan kepada yang membutuhkan, seperti untuk fakir miskin, anak yatim, untuk pembangunan tempat ibadah, dan lain sebagainya. Dengan begitu, para pelanggan kita pun akan merasa bahwa mereka ikut menyumbang dengan membeli produk yang kita jual sehingga mereka tidak akan keberatan sama sekali saat mengeluarkan uang untuk membeli produk kita.

3. Membangun layanan after sales yang mumpuni

Tidak dapat dipungkiri bahwa layanan after sales merupakan salah satu aspek dalam sebuah bisnis yang selalu menjadi pertimbangan para calon konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa, khususnya yang memiliki harga jual yang dianggap cukup mahal bagi sebagian besar masyarakat. Sebab, mereka tidak ingin jika produk atau jasa yang mereka beli dengan uang hasil jerih payah mereka memiliki masalah yang tidak dapat diselesaikan di kemudian hari. Selain itu, ternyata membangun layanan after sales yang baik bisa menjadi marketing empati yang menarik empati pelanggan karena biasanya interaksi yang melibatkan empati lebih banyak terjadi saat memberikan layanan after sales. Layanan-layanan after sales yang mumpuni tersebut bisa dalam bentuk layanan konsultasi 24 jam, garansi uang kembali, servis dan perawatan gratis, dan lain sebagainya.

4. Mencoba untuk mempersonalisasikan kampanye bisnis kita

Hal lain yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa interaksi antar manusia dapat lebih memunculkan empati para pelanggan dibandingkan dengan interaksi antara manusia dengan benda (perusahaan). Oleh karena itu, jika tujuan kampanye bisnis kita adalah untuk memunculkan empati para calon pelanggan, maka salah satu bentuk marketing empati yang wajib dicoba adalah mempersonalisasikan kampanye bisnis kita. Berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempersonalisasikan kampanye bisnis kita adalah seperti memperkenalkan diri kita sebagai admin atau yang bertanggungjawab melayani para pelanggan saat kita merespon para pelanggan, meningkatkan personal branding yang menyatakan bahwa bisnis ini adalah milik kita, merespon para pelanggan dengan bahasa yang lebih bersahabat, santai, dan tidak kaku, dan lain sebagainya. Dengan begitu, para calon pelanggan pun merasa bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan seseorang yang merupakan bagian dari bisnis kita yang tentunya bisa lebih dipercaya oleh mereka.

5. Mengekspos hal-hal internal di dalam bisnis kita yang kira-kira menarik bagi khalayak umum

Contoh marketing empati lainnya yang cukup populer akhir-akhir ini adalah dengan mengekspos hal-hal internal di dalam bisnis kita yang kira-kira menarik bagi khalayak umum. Hal-hal yang bisa diekspos tersebut bisa berupa etos kerja di dalam bisnis atau perusahaan kita, sejarah perjalanan kita sebagai owner mulai dari nol hingga saat ini, berbagai kontribusi yang sudah bisnis kita berikan kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Hal ini mungkin terlihat tidak penting dan tidak memiliki dampak bagi para calon pelanggan, namun faktanya, mereka yang mengetahui hal-hal internal tersebut akan cenderung lebih memilih produk dari perusahaan tersebut dibandingkan dengan produk competitor, apalagi di zaman serba canggih dan era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, di mana beragam informasi yang bisa memunculkan empati masyarakat dapat dengan mudah dibagikan oleh mereka yang membacanya.

Itulah 5 contoh marketing empati yang bisa dicoba di masa pandemi Covid-19. Jika Anda membutuhkan beragam jasa untuk mendukung kampanye bisnis Anda, maka Anda bisa menggunakan jasa pakarnya seperti FR Consultant Indonesia yang menyediakan beragam jasa yang dibutuhkan untuk kepentingan bisnis, mulai dari pembukuan, perpajakan, hingga web design.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel