Mengenal Manfaat dan Cara Pembuatan SOP yang Baik
Bayangkan apa yang terjadi pada sebuah
perusahaan ketika masing – masing karyawannya tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Contohnya seorang HRD setelah merekrut karyawan baru dan langsung
menyuruhnya untuk bertugas.
Tentu saja jawabannya adalah banyak sekali
pekerjaan – pekerjaan dari karyawannya yang kurang pas bagi perusahaan. Bahkan
tidak memungkinkan banyak hal yang seharusnya dikerjakan olehnya tetapi
terlewat, sehingga bisa membahayakan bagaimana perusahaan dalam mencapai
targetnya.
Karyawan tersebut harus memiliki
sebuah pedoman atau panduan apa saja yang harus dilakukannya ketika bertugas,
apakah seorang kasir perlu menyapa pembeli setiap kali ada pembeli memasuki
toko, apakah perlu mengingatkan pembeli tentang produk tertentu, dan
sebagainya.
Petunjuk tersebut penting karena tidak
semua orang memiliki pemahaman atau pemaknaan sama terhadap suatu pekerjaan.
Contohnya ketika menerima suplai dari distributor, harusnya tidak langsung
menerima dan memasukkannya ke gudang terlebih dahulu.
Minimal melakukan cek awal, seperti
jumlah barangnya, merek, tanggal kadaluarsa, bukti pengiriman, dan berbagai hal
lainnya. Apabila tidak ada informasi ini, karyawan bisa saja langsung
memasukkannya ke dalam gudang dan menganggap proses tadi sudah dilalui.
Pedoman untuk menyelaraskan pekerjaan
dan kegiatan tersebut dinamakan sebagai SOP (Standar Operasional Prosedur).
Sehingga antar masing – masing karyawan bisa berperan secara maksimal dalam
mencapai tujuan dari perusahaannya.
Pengertian SOP
(Standar Operasional Prosedur) Bagi Perusahaan
Agar sebuah perusahaan bisa mencapai
tujuan, perlu adanya konsistensi dan kesamaan langkah dari para karyawannya.
Namun di sisi lain, karyawannya juga memiliki latar belakang, pengalaman,
pemahaman, dan keterampilan yang berbeda – beda.
Untuk bisa menyeragamkan atau
menyamakan gerak menuju visi perusahaan, maka diperlukanlah panduan teknis. Apa
yang harus dikerjakan, di mana mengerjakannya, siapa bertanggung jawab atas
pekerjaan tersebut, dan bagaimana sistem kerjanya.
Panduan menyelaraskan gerak tersebut
dikenal sebagai SOP (Standar Operasional Prosedur), artinya setiap karyawan
wajib mengikuti pedoman tersebut ketika bekerja. Dengan adanya SOP berbagai
latar belakang berbeda tidak lagi menjadi kendala dalam menggerakkan SDM.
Perusahaan tidak hanya memiliki satu
standar operasional prosedur saja, tetapi tiap divisi atau jenis pekerjaan
memiliki standar operasional prosedurnya sendiri. Tujuannya agar setiap jenis
pekerjaan bisa terminimalisir potensi kesalahannya.
Pedoman tersebut tidak hanya sekedar
himbauan, tetapi masuk ke aturan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawannya.
Karena apabila tidak dijalankan secara konsisten bisa berdampak pada
keberlangsungan perusahaannya.
Contohnya ketika seorang penerima
barang, lupa atau tidak menjalankan pengecekan terlebih dahulu dari
distributor, bisa jadi barang yang dikirimkan salah atau tidak berkualitas
baik. Apabila ini terjadi, tentu jumlah kerugian perusahaan sangat besar
sekali.
Sehingga SOP adalah rangkuman terhadap
proses kerja dan petunjuk teknis yang harus dilakukan oleh karyawan dalam
menjalankan pekerjaannya. Fungsinya adalah menjaga konsistensi dalam pekerjaan,
pelayanan, dan produksi pada perusahaan.
Manfaat Perusahaan Memiliki SOP yang Baik
Sebagai bentuk menjaga kualitas dan
penyeragaman gerak mencapai visi perusahaan, SOP memiliki beberapa manfaat.
Terlebih apabila disusun secara baik dan terstruktur, tidak hanya mencapai
pemenuhan visi saja, tetapi juga mempermudah evaluasi.
1.
Memudahkan Karyawan Mengenali Perannya
Setiap orang baru masuk atau terdapat
perubahan posisi pada perusahaan, pastinya masih kebingungan tentang apa
pekerjaan dan perannya. Bagaimana batas – batasan pekerjaan, kewenangan, dan
apa saja keharusan dalam bekerjanya, tidak diketahui.
Apabila karyawannya tersebut harus
belajar dari awal, tentu akan menyusahkan orang lain dalam satu tim. Adanya
pedoman teknis bisa mempercepat karyawannya untuk memahami perannya dan bekerja
lebih produktif.
2.
Meminimalisir Proses Adaptasi
Pekerjaan baru atau proyek baru tentu
memerlukan upaya adaptasi, ditambah lagi anggota timnya belum tentu pernah
berpengalaman menjalankan proyek tersebut. Perlu waktu beradaptasi agar
pekerjaannya bisa berjalan secara optimal.
Normalnya adaptasi memerlukan waktu
lama, bahkan trial and error sebelum akhirnya bisa menjalankan pekerjaannya
lebih efisien. Adanya aturan tertulis tentang prosedur teknis dari setiap
pekerjaan dalam proyek memangkas waktu adaptasi.
3.
Efisiensi dalam Bekerja dan Evaluasi
Dalam beberapa divisi tentu ada
pekerjaan – pekerjaan yang saling bersinggungan atau serupa. Contohnya antara
penerima tamu dan petugas gudang, keduanya akan bersinggungan pada saat
menyambut kedatangan distributor untuk perusahaan.
Apabila tidak ada aturan mengenai
pekerjaan – pekerjaan bersinggungan tersebut bisa jadi tidak terkerjakan
(karena masing – masing divisi berasumsi bukan bagian pekerjaannya) atau
dikerjakan dobel (kurang efisien SDM).
Adanya aturan tersebut memastikan tidak
ada pekerjaan terlewat dan menegaskan siapa bertanggung jawab terhadap
pekerjaan tertentu. Sehingga ketika ada kelalaian, manajer bisa memeriksa
bagian tersebut dikerjakan oleh divisi mana, mudah melacak dan evaluasinya.
Langkah Pembuatan
Standar Operasional Prosedur
Membuat SOP tidaklah mudah, butuh
keterampilan, kepekaan, dan koordinasi berbagai divisi agar bisa menyusun
aturan yang tepat dan baik. Pastinya dalam menyusun SOPnya harus sesuai dengan
karakteristik perusahaan agar lebih aplikatif.
1.
Memahami Batasan Pekerjaan dan Peran Masing –
Masing Divisi
Sebelum mengarah pada standar
operasional prosedur, harus melihat terlebih dahulu ke jauh sebelumnya, yaitu
bagaimana sebuah divisi terbentuk. Pembentukannya dari membagi berbagai
pekerjaan kemudian mengelompokkan yang sejenis.
Perlu diketahui tentu ada beberapa
bagian pekerjaan saling bersinggungan, pada bagian – bagian ini penting
ditegaskan bagaimana peran dan petunjuk teknis pekerjaannya. Memahami batasan
pekerjaan bisa meminimalisir terlewatnya bagian ini.
2.
Membentuk Tim Penyusun
Proses penyusunannya tidak bisa hanya
mengandalkan satu divisi saja, karena pembuatannya cukup kompleks. Ada baiknya
dibentuk tim khusus dari berbagai divisi agar lebih jelas terkait masing =
masing pekerjaannya. Karena yang memahaminya adalah divisi itu sendiri.
Mendapatkan masukan dari berbagai
divisi mampu memastikan tidak ada bidang pekerjaan terlewat, selain itu pasti
lebih memudahkan untuk menyusun berbagai petunjuk teknis dan ukuran –
ukurannya. Mengingat data adalah kunci penting menyusun sebuah SOP.
3.
Menuliskan SOPnya
Setelah menyelesaikan hasil diskusi
dan berdialog bagian mana saja yang penting untuk memastikan visi perusahaan
dapat tercapai tinggal menuliskannya saja. Penulisan tersebut menjadi tanda
bahwa aturannya sudah bisa diimplementasikan.
Hambatan dan
Tantangan SOP Perusahaan
Meskipun sudah direncanakan,
dirumuskan, dan ditetapkan secara hati – hati terkadang dalam proses
penyusunannya maupun penerapannya memiliki hambatan dan tantangan tersendiri.
Tidak jarang banyak penolakan dan akhirnya SOPnya tidak dijalankan secara
maksimal.
1.
Prosedurnya Membuat Pekerjaan Semakin Rumit
Terkadang antara manajer dan tim
lapangan berbeda pandangan tentang pekerjaan, bahkan tidak jarang pekerja
merasa aturannya memberatkan atau kurang efisien. Apabila hal ini terjadi,
lebih baik mendiskusikannya kembali bersama pekerjanya dan menyusun penyesuaiannya.
2.
Kurang Komunikatif Dalam Menyampaikan
Tidak jarang manajer karena banyak
kesibukan kurang memperhatikan bawahannya dan hanya memberikan arahan atau
menyuruh mempelajarinya secara mandiri. Sementara bawahannya belum tentu bisa
memahami berbagai prosedur tersebut secara utuh.
3.
Terlalu Toleran dan Kurang Pengawasan
Berangkat dari anggapan bahwa SOPnya
kurang efisien banyak orang mulai mengabaikannya. Tanpa adanya tindakan tegas
atau terlalu toleran membuat SOPnya tidak efektif dalam menyelaraskan gerak
para karyawannya.
Mencapai target perusahaan harus dilalui dengan cara kesamaan gerak masing – masing karyawannya. Kesamaan gerak tersebut selain memudahkan mencapai visi perusahaan juga menjaga konsistensi dalam pelayanan atau pembuatan produk dari perusahaannya.
Deskripsi: Bayangkan apa yang terjadi pada sebuah perusahaan ketika masing – masing karyawannya tidak tahu apa yang harus dilakukannya.