Ketahui Jenis-jenis Cek dan Cara Penggunaannya - Tips dan Trik Bisnis, Pembukuan, Payroll, Pajak, Pelatihan & Software Akuntansi

Ketahui Jenis-jenis Cek dan Cara Penggunaannya

 

Ketahui Jenis-jenis Cek dan Cara Penggunaannya

Pengalaman ketika pergi ke toko atau supermarket lalu membeli suatu barang dan membayarnya secara tunai adalah ilustrasi tentang penggunaan alat tukar yang sang. Uang dalam hal ini adalah alat pembayaran sah untuk ditukarkan dengan barang – barangnya.

Namun tidak setiap orang membawa atau memiliki uang dalam jumlah tertentu, alasannya beragam. Seperti nominal uangnya terlalu banyak atau tidak sedang memegang uang sebesar itu. Agar bisa bertransaksi ada beberapa alternatif cara selain menggunakan uang.

Alternatif pertama adalah menggunakan pembayaran digital, saat ini perkembangan dompet digital cukup masif. Berbagai barang kini hampir bisa dibeli menggunakan dompet digital. Alternatif kedua adalah berhutang dan membayarnya nanti ketika sudah membawa uang.

Alternatif ketiga adalah menggunakan cek, yaitu dengan melibatkan perbankan dimana dirinya memiliki rekening giro. Penerima cek bisa membawa ceknya ke bank kemudian akan mendapatkan uang sejumlah nominal yang tertera pada halaman ceknya.

Alternatif pertama dan kedua mungkin solutif untuk transaksi yang sifatnya kecil atau keperluan konsumtif biasa. Untuk urusan bisnis, lebih cocok menggunakan alternatif ke tiga, karena bisa digunakan untuk bertransaksi dalam jumlah besar.

Mengenal Cek dan Sejarah Penggunaannya

Cek pada dasarnya adalah sebuah dokumen dan alat tukar resmi yang diatur oleh undang – undang. Menandakan bahwa penggunaannya dibolehkan dengan ketentuan – ketentuan tertentu. Isinya berupa perintah kepada Bank untuk membayarkan sejumlah uang.

Untuk membuat dan menggunakan ceknya, seorang nasabah harus membuka rekening giro terlebih dahulu. Setelah itu pastikan memiliki jumlah uang yang cukup untuk melakukan pembayaran melalui nya, karena apabila tidak mencukupi akan tergolong ke cek kosong.

Dalam sejarah peradaban, sebenarnya penggunaan sistem pembayaran seperti ini sudah cukup sering digunakan. Bentuknya tidak harus seperti cek saat ini, tetapi sistem pembayaran non tunai yang melibatkan institusi atau pihak lain untuk membayarnya.

Penggunaan pembayaran non tunai ini sudah mulai terjadi sekitar tahun ke 300 BC di India, kemudian dikembangkan oleh orang – orang romawi dan persia. Pada masa kekhlafiahan Abasiah, penggunaannya menjadi sangat masif, kemudian namanya dikenal sebagai sakk.

Saat itu alat tukar berupa koin emas dan perak, membawa koin dalam jumlah banyak tentu sangat mengkhawatirkan. Rawan terjadi penjarahan dan perampokan, oleh karenanya orang – orang lebih suka menyimpan uangnya di Bank dan membawa Sakk.

Popularitas penggunaannya meningkat sekitar abad ke 18 – 19, eropa gencar – gencarnya memproduksi berbagai jenis cek untuk mengakomodasi permintaan masyarakat terhadap ceknya. Berbagai aturan diperketat agar meminimalisir terjadinya kecurangan.

Namun penggunaannya mulai berkurang di tahun 2000-an ketika sudah berkembang cek berbasis digital. Munculnya alternatif pembayaran yang lebih efisien secara digital membuat berbagai negara – negara Eropa sudah meninggalkan penggunaannya.

Di Indonesia sendiri penggunaannya masih cukup masif digunakan, sebagai alat transaksi legal dan alat transaksi di bidang bisnis. Perkembangan penggunaan digital mungkin juga akan perlahan meninggalkan menggunakan alat pembayaran ini.

Jenis – jenis Cek yang Berlaku di Indonesia

Alat tukar ini tidak hanya satu jenis saja, tetapi berdasarkan penggunaannya ada beberapa macam yang harus diperhatikan. Penting bagi Anda mengetahui macam – macamnya apabila hendak menggunakan cek atau menerimanya sebagai alat pembayaran.

1.      Cek Atas Nama

Apabila dalam ceknya terdapat nama penerima uangnya, maka dikategorikan sebagai jenis atas nama. Hal ini berarti dokumen ini memerintahkan bank untuk memberikan sejumlah uang kepada orang yang tertera namanya, tidak berhak memberikan uangnya ke orang selain nama tersebut.

2.      Cek Unjuk

Apabila tidak ada nama penerima, maka bank bisa memberikan uang sejumlah nominal tersebut kepada orang yang membawanya. Siapa saja pembawanya bank tidak mempermasalahkan, asalkan bisa menunjukkan ceknya, maka akan terjadi transaksi.

3.      Cek Kosong

Cek kosong akan terjadi apabila nominal yang dituliskan pada ceknya lebih besar daripada uang di rekening gironya. Contohnya seseorang hendak menarik uang sejumlah 100 juta rupiah, tetapi dalam rekeningnya hanya ada dana sebesar 80 juta rupiah.

4.      Cek Mundur

Salah satu unsur dalam menggunakan alat tukar ini adalah mencantumkan tanggal, berguna sebagai acuan penarikan dan tanggal kadaluarsanya. Tergolong mundur apabila tanggalnya menunjukkan waktu di masa mendatang, misalnya sekarang tanggal 12 namun ceknya menyatakan tanggal 20.

5.      Cek Silang

Cirinya adalah terdapat tanda silang di bagian muka ceknya, fungsinya adalah mengalihkan pembayaran yang semula tunai menjadi non tunai. Yaitu mengirimkan uangnya ke rekening penerima, tidak bisa ditarik uangnya secara langsung.

Cara Menggunakan Cek yang Tepat

Meskipun penggunaannya sama seperti uang ketika digunakan sebagai alat tukar atau transaksi, penggunaannya tidak semudah itu. Terdapat persyaratan – persyaratan tertentu untuk meminimalisir terjadinya penyalahgunaan atau penipuan.

Langkah pertama adalah memastikan adanya tulisan ‘cek’ pada bagian mukanya, ini menandakan sah atau dapat ditukarkan pada bank penyedianya. Kemudian harus menuliskan perintah pembayaran, ini nantinya akan digunakan sebagai petunjuk bank untuk melakukan pembayarannya.

Pastikan nama orang yang akan membayarkannya tercantum dengan jelas pada ceknya, tidak lupa dibubuhi dengan tanda tangannya. Apabila tidak mencantumkannya maka dapat dipastikan ceknya tidak berlaku serta tidak dapat menukarkannya pada bank.

Informasi lainnya harus tertera adalah lokasi, waktu, dan tanggal mencairkannya. Ini digunakan sebagai pedoman untuk penerima agar bisa memutuskan kapan waktu terbaik dan dimana harus mencairkannya. Selain itu juga bisa digunakan sebagai patokan kadaluarsanya.

Meskipun terlihat sangat sederhana, tetapi harus diperhatikan dengan jeli. Biasanya transaksi yang melibatkan penggunaan cek berkaitan dengan pendanaan cukup besar. Apabila sudah terjadi transaksi tetapi ternyata uangnya tidak bisa cair, tentu menjadi masalah.

Langkah – langkah Meminimalisir Terjadinya Penipuan

Penggunaannya sebagai alat tukar tentu sangat umum untuk bertransaksi bisnis. Namun tidak jarang terjadi peredaran cek kosong yang cukup meresahkan. Untuk bisa menghindari hal tersebut ada beberapa cara atau alternatif menghadapinya.

1.      Memastikan Seluruh Informasi Penting Tertulis dengan Baik

Persyaratan penggunaannya sebagai alat tukar adalah menuliskan beberapa macam informasi, seperti penulisan nominal pembayaran, perintah pembayaran, penerima, tanggal, waktu dan tempat pencairannya. Pastikan informasi ini telah terisi semuanya.

2.      Memeriksa Bagaimana Latar Belakang Pemberi Ceknya

Cari tahu terlebih dahulu apabila klien ingin menggunakannya sebagai alat pembayaran, pastikan bahwa klien adalah orang terpercaya dan memang memiliki track record baik dalam melakukan pembayaran menggunakan ceknya, atau tidak ada potensi penipuan darinya.

3.      Menyelesaikan Transaksi Setelah Seluruh Pembayarannya Terkonfirmasi

Tentu apabila transaksinya berlangsung dalam jumlah besar ada kekhawatiran akan terjadi cek kosong ketika hendak mencairkannya ke bank. Agar terhindar dari potensi ini, bisa menahan seluruh proses transaksinya hingga telah selesai pencairannya terlebih dahulu.

4.      Memastikan Tidak Ada Kesalahan dalam Penulisan Ceknya

Kesalahan pada penulisan ceknya bisa berdampak negatif, contohnya salah menuliskan nominal berarti kerugian bagi penerima ceknya. Karenanya pastikan tidak ada informasi yang salah atau memberatkan sebelum menyelesaikan transaksinya.

Sebagai alat pembayaran non – tunai, cek masih cukup diminati oleh masyarakat, terutama dalam hal transaksi bisnis. Karenanya perlu memahami apa saja jenis – jenisnya dan bagaimana penggunaannya apabila ingin menggunakannya sebagai pengganti uang.

Deskripsi: Pengalaman ketika pergi ke toko atau supermarket lalu membeli suatu barang dan membayarnya secara tunai adalah ilustrasi tentang penggunaan alat tukar yang sang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel